Senin, 01 Oktober 2012

Terapi Nutrisi Pada Pasien Kanker


Status nutrisi yang baik diperlukan penderita kanker dalam menjalankan terapi pengobatan. Namun, fenomena yang terjadi adalah justru prevalensi malnutrisi yang tinggi pada penderita kanker.
Penyakit - penyakit kronis termasuk di dalamnya kanker, biasa menyebabkan kondisi malnutrisi dan cachexia pada penderitanya. Kondisi malnutrisi ini yang justru akan berbalik menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita kanker dan menyebabkan kondisi tubuh si penderita tidak mampu menjalani terapi yang diberikan.

Malnutrisi merupakan kondisi tubuh yang mengalami penurunan berat badan lebih dari 10% dan atau berat badan kurang dari 80% berat badan ideal yang terjadi dalam kurun waktu 3 bulan. Sedangkan cachexia merupakan kondisi malnutrisi dimana termasuk didalamnya adanya penurunan nafsu makan (anorexia), penurunan berat badan, hingga adanya depresi yang kemudian mengakibatkan kondisi psikologis yang negatif dan gangguan metabolisme zat gizi dalam tubuh. Prevalensi malnutrisi yang paling parah di antara beberapa jenis kanker adalah pada jenis kanker pankreas dan lambung yang angkanya mencapai lebih dari 80%.

Penyebab malnutrisi pada penderita kanker dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu asupan makanan penderita yang berkurang dan adanya malabsorbsi, serta adanya gangguan metabolisme tubuh penderita. Berkurangnya asupan makanan pada penderita kanker dapat diakibatkan oleh adanya efek tumor baik langsung maupun tak langsung, efek samping terapi yang diberikan, hingga akibat adanya kegagalan fungsi organ tubuh penderita terutama ditemui pada penderita kanker stadium lanjut. Adapun gangguan metabolisme dalam tubuh penderita berhubungan dengan sitokin. Sitokin merupakan kelompok glikoprotein larut air dan low molecular weigh peptides (kalau di-Indonesia kan panjaaang :D) yang memegang peranan dalam fungsi dalam memenej interaksi antar sel, fungsi sel, serta jaringan. Pada penderita kanker, sitokin ini yang mengganggu sinyal eferen dalam mengatur satiety (perasaan lapar) melalui saraf pusat ke saluran gastrointestinal sehingga muncul cachexia. Penjelasan mengapa bisa demikian dapat dijelaskan melalui mekanisme molekuler yang lumayan kompleks.

Faktor lain yang juga mempengaruhi malnutrisi pada penderita kanker adalah adanya defisiensi mikronutrien dan gangguan elektrolit tubuh. Banyak mikronutrien seperti yang kita ketahui berpengaruh pada sistem imun, berperan sebagai antioksidan, dan sebagainya yang ada kaitannya dalam memicu , menghambat, atau justru memperparah kondisi penderita kanker sehingga menyebabkan malnutrisi. Sedangkan gangguan elektrolit tubuh sperti hiperfosfatemia, hiperkalemia, maupun hipercalcemia erat hubungannya dengan mekanisme molekuler Tumor Lysis Syndrome (TLS).

Apa pengaruh malnutrisi terhadap penderita kanker?
Malnutrisi dan cachexia akan memperparah kondisi penderita sebab malnutrisi akan menurunkan fungsi organ serta sistem tubuh penderita. Hal ini akan berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas penderita kanker dalam perjalanan penyakitnya.
Bagaimana menilai status nutrisi pasien kanker?
Penialaian status nutrisi penderita kanker dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik & antropometri, serta ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium.
Bilamana penderita / pasien kanker harus diberikan terapi nutrisi?
Pasien kanker perlu diterapi nutrisi apabila mengindikasikan dua dari tiga kriteria dari kriteria berikut.
  • apabila terjadi penurunan berat badan >10% dalam kurun waktu tiga bulan
  • kadar transferin serum penderita <150 mg/dl
  • kadar albumin serum penderita <3.4 g/dl
Terapi nutrisi diberikan pada pasien dalam tiga tipe tergantung dari masalah nutrisi yang ditemukan pada pasien. Diet oral diberikan pada pasien yang tidak ada keluhan sulit menelan dan asupannya masih adekuat. Jenis nutrisi enteral diberikan pada pasien dengan keluhan sulit menelan, asupannya kurang adekuat, tetapi fungsi organ pencernaan dan absorbsi ususnya masih baik. Nutrisi enteral diberikan melalui selang (nasogastric tube) yang dipasang melalui hidung menuju lambung. Tipe terakhir adalah nutrisi parenteral , yang diberikan pada pasien kanker dengan adanya kesulitan menelan, gangguan fungsi pencernaan, serta jika ada gangguan absorbsi. Nutrisi parenteral diberikan melalui intravena dan nutrisi yang diberikan merupakan sumber nutrisi esensial.

Terapi nutrisi ini juga melihat dari kebutuhan makronutrien dan mikronutrien pasien kanker. Kebutuhan makronutrien setiap individu berbeda - beda. Namun, dapat dihitung dengan mempertimbangkan tujuan terapi nutrisi serta faktor yang menyertai seperti status nutrisi, jenis tumor, dsb. Adapun kebutuhan mikronutrien perlu untuk dihitung sebab asupan vitamin, mineral dan trace elemen berkaitan erat dengan penyakit kanker tertentu.
*Tulisan ini adalah ringkasan dari tulisan berjudul Terapi Nutrisi pada Pasien Kanker

Senin, 16 Januari 2012

Nutrisi Tepat Ibu Menyusui (Bagian I)

diambil dari healthybeautytips.com


Banyak hal yang mesti diatur, diubah, dan direncanakan ulang oleh seorang ibu pasca melahirkan. Salah satu hal yang harus dimenej adalah nutrisi sang ibu.  Nutrisi pada ibu menyusui harus diperhatikan, sebab ibu menyusui merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Terkait nutrisi ibu menyusui ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu
  • Jika nutrisi ibu kurang, maka produksi ASI juga akan berkurang
  • jika konsumsi ibu tidak mencukupi, maka ASI tetap mengambil sebanyak yang diperlukan oleh si bayi, sehingga bisa saja jaringan ibunya yang dikorbankan (maka konsumsi zat - zat gizi utama dan mineral harus cukup)
  • perhatikan pantangan seperti banyak yang dianjurkan oleh orangtua zaman dahulu (semisal tidak boleh makan makanan gorengan, tidak boleh makan daging, dsb), apakah baik bagi kondisi ibu dan produksi ASInya atau justru menghambat lancarnya ASI
  • ibu menyusui memerlukan tambahan sekitar 800 kalori dan tambahan 25 gram protein dari kebutuhan kalori pada saat tidak menyusui
  • konsumsi makanan yang mengandung tinggi kalsium "wajib" ditingkatkan dan sangat perlu dibantu dengan suplemen kalsium. Hal ini berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan gangguan pada tulang dan gigi. Sebab, jika cadangan kalsium ibu habis, maka kalsium akan diambil dari cadangan di tulang...akibatnya tulang cepat mengalami pengeroposan.
Adapun contoh menu sehari untuk ibu menyusui adalah sebagai berikut (diambil dari buku "Perawatan Si Kecil dan Bunda Pasca Melahirkan" dengan penambahan keterangan).
Makan Pagi
Nasi 100gr (1 centong)
Pecel sayuran 100 gr (1 gelas belimbing)
Semur daging 30 gr (1 potong sedang)
Tempe goreng / bacem 50 gr (2 potong sedang)

Selingan Pagi
Sup kacang merah segar dicampur ayam dan wortel (25 gr kacang merah mentah, ayam 15 gr, wortel 50 gr)

Makan Siang
Nasi 200gr (2 centong)
pepes ikan 75gr (1 ekor sedang)
daun singkong 25gr (1/4 gelas belimbing)
ayam panggang kalasan 50gr (1 potong sedang)
tahu bacem 50gr (1 potong sedang)
sayur bening katuk + oyong 150gr (1 1/2 gls belimbing)
Buah sesuai musimnya

Selingan Sore
Rujak buah 150gr
sari kacang ijo

Makan Malam
Nasi 200gr (2 centong)
Sate ati ayam 50 gr (1 potong sedang ati ayam)
Daging ayam 25 gr (1/2 potong sedang daging ayam)
Tempe bumbu mangut 50gr (2 potong sedang)
cah aneka sayuran 100gr (1 gls belimbing)
Buah (sesuai musimnya)

Selingan Malam
Susu 1 gelas (200 cc)

InsyaAllah bersambung di postingan mendatang :)
*** Tertarik untuk breastfeeding diet menu  sesuai tubuh Anda?? silakan hubungi kami.

Referensi :
Putri Hamasah. Perawatan Si Kecil dan Bunda Pasca Melahirkan. 2010. Bandung : Leaf Production
Sediaoetama, A.D. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa & Profesi Jilid 1. 2008. Jakarta : Dian Rakyat